PERMASALAHAN PENDUDUK DI INDONESIA
(JUMLAH PENDUDUK YANG BESAR)
1. PENDUDUK SEBAGAI SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber
daya manusia adalah semua potensi yang berhubungan dengan data kependudukan
yang dimiliki oleh suatu daerah/Negara yang dapat dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Tingkat produktifitas sumber daya manusia dapat
ditentukan dari hal-hal berikut ini :
Ø Cara
sumber daya manusia diorganisasi dalam kelembagaan seperti milik swasta, milik
masyarakat, dan milik Negara
Ø Pola
imbalan material seperti bagi hasil dan nirmaterial seperti tanda penghargaan
atas prestasi kerjanya.
Ø Teknologi
yang digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa
Ø Pemanfaatannya
dalam pengembangan di pelbagai sektor industri
Ø Perlakuan atas diri manusia dengan
mengindahkan martabat manusia.
Kualitas sumber daya
manusia dari segi fisik dapat ditingkatkan melalui :
Ø Pengurangan
tingkat kematian terutama kematian bayi
Ø Perkawinan pada usia matang
Ø Penjarangan kelahiran
Ø Peningkatan pola makanan bergizi
Ø Peningkatan kegiatan olahraga
Ø Peningkatan
kesehatan terutama pada usia dibawah lima tahun
Penduduk dapat diartikan sekelompok orang yang tinggal
pada suatu tempat tertentu pada waktu tertentu. Dinamika penduduk adalah
perubahan penduduk pada suatu tempat tertentu dari waktu ke waktu.
2. SUMBER DATA KEPENDUDUKAN
Sumber
data kependudukan yang pokok adalah :
b) Sensus penduduk : pencatatan yang dilakukan secara langsung
terhadap seluruh penduduk. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan jumlah
seluruh penduduk, penyebaran dan juga ciri-cirinya.sensus dilaksanakan pada
setiap dasawarsa pada tahun yang berakhiran nol. Ada dua sistem yang digunakan yaitu :
Ø Sistem de yure : pencacahan
didasarkan pada tempat tinggalnya resmi, pada saat sensus dilaksanakan
Ø Sistem de facto : pencacahan dilakukan menurut kehadirannya di
mana pun berada ketika sensus dilaksanakan
b) Survey sampel : pencarian data kependudukan tidak dilakukan pada seluruh
penduduk, melainkan hanya sebagian saja
yang disebut sampel. Survey sampel lebih ekonomis dan dapat dilakukan
setiap tahun, contohnya antara lain SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional)
yang dilaksanakan oleh BPS ( Biro Pusat Statistik).
c) Sistem Registrasi :
registrasi dapat dibedakan antara registrasi peristiwa vital (kelahiran,
kematian, migrasi, perkawinan dicatat sendiri-sendiri) dan registrasi penduduk (peristiwa
yang dialami individu dicatat secara menyeluruh)
3. DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Penduduk
dapat diartikan sekelompok orang yang tinggal pada suatu tempat tertentu pada
waktu tertentu. Dinamika penduduk adalah perubahan penduduk pada suatu tempat
tertentu dari waktu ke waktu. Penduduk Indonesia pada tahun 1980 berjumlah
147.490.298 jiwa sedangkan pada tahun 1990 adalah 179.321.641 jiwa.
Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan yaitu :
1)
Pertumbuhan penduduk alamiah : yaitu selisih
jumlah kelahiran dengan jumlah kematian. Karena jumlah imigran dan emigrasi
relatif sedikit maka biasanya tidak diperhatikan.
Cara mengukur pertumbuhan :
T = (L - M)
T = pertambahan penduduk
L = Jumlah kelahiran
M =
jumlah kematian
2)
Pertumbuhan penduduk total : pertumbuhan penduduk total
memperhitungkan migrasi dengan rumus sebagai berikut :
T = (L – M) + (I – E)
T
= pertumbuhan penduduk
L =
jumlah kelahiran
M =
jumlah kematian
I =
jumlah Imigrasi
E = jumlah emigrasi
Perubahan penduduk dapat berdampak negatif, maupun
positif, atau tidak ada perubahan. Hal itu dipengaruhi oleh interaksi tiga faktor yaitu :
1)
Fertilitas
: fertilitas merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Inggris yaitu fertility yang padanan katanya adalah kelahiran. Fertilitas
biasa diartikan jumlah anak lahir hidup dari seorang wanita. Fertilitas harus
dapat dibedakan dari istilah fekunditas (fecundity)
yaitu potensi yang dimiliki seseorang untuk bisa hamil dan melahirkan.
Faktor-faktor pronatalitas :
ü Kawin
usia muda maka usia reproduksi lebih panjang
ü Rendahnya
tingkat kesehatan menyebabkan banyak bayi meninggal sehingga orang tua
cenderung memilih mempunyai banyak anak sebagai cadangan
ü Anggapan banyak anak banyak rezeki
Faktor-faktor antinatalitas :
Ø Adanya
ketentuan batas usia menikah, wanita minimal 16 tahun dan pria minimal 19 tahun
Ø Adanya
program Keluarga Berencana (KB)
Ø Adanya
pembatasan tunjangan anak dalam pemerintah atau swasta
Ø Adanya
anggapan bahwa anak merupakan beban bagi orang tua
Dasar pengukuran
kelahiran :
a) Angka kelahiran kasar/ CBR ( crude birth rate)
Jumlah kelahiran tiap 1000 penduduk per tahun, dengan rumus :
CBR = B x k
P
B : banyaknya anak yang
lahir pada tahun tertentu
P : jumlah penduduk pada
pertengahan tahun
K : konstanta (1000)
Hasilnya :
Tinggi :
> 30
Sedang :
20-30
Kurang : < 20
b) Angka kelahiran menurut umur/ASBR (age specific birth rate):
angka yang menunjukkan jumlah
kelahiran setiap 1000 wanita golongan umur tertentu per tahun. Dengan rumus :
ASBR = Bx
x k
P
B : jumlah
anak yang lahir dari wanita umur x
P : jumlah wanita pada kelompok umur
x
X : umur wanita dalam kelompok umur lima tahunan atau sepuluh tahunan
(20-24, 25-29, 30-34, dst)
2)
Mortalitas (mortality) : mortalitas
adalah kematian. Komponen ini berpengaruh terhadap perubahan penduduk yang
bersifat negatif, yang artinya mengurangi penduduk. Tingkat kematian penduduk
juga dipakai sebagai indikator kesehatan penduduk.
Faktor-faktor antimortalitas :
ü Tersedianya fasilitas kesehatan yang
memadai
ü Lingkungan bersih dan teratur
ü Adanya
ajaran agama yang melarang bunuh diri
ü Timgkat kesejahteraan tinggi
Faktor-faktor promortalitas :
Ø Kurangnya kesadaran akan pentingnya
kesehatan
Ø Fasilitas kesehatan kurang memadai
Ø Sering terjadi kecelakaan lalu-lintas
Ø Adanya bencana alam
Ø Terjadi peperangan
Ø Adanya tindakan bunuh diri
Dasar pengukuran kematian ;
a. Angka kematian kasar / CDR (crude death rate ) : yaitu angka yang
menunjukkan kematian tiap 1000 penduduk per tahun.
CDR = D x k
P
D : jumlah
kematian
P : jumlah
penduduk pada pertengahan tahun
k : konstanta (1000)
b. Angka kematian meurut umur/ ASDR (age specific death rate) : banyaknya
kematian pada keelompok umur tertentu tiap 1000 penduduk per tahun.
ASBR = Dx
x k
Px
Dx
:
jumlah kematian kelompok umur c (0-14, 15-19, dst)
Px : jumlah penduduk kelompok umur c
k : konstanta (1000)
3) Migrasi
4. MASALAH-MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
Indonesia dapat dikategorikan sebagai Negara berkembang, yang
mana saat ini tengah menghadapi masalah kependudukan sebagaimana yang biasa
dialami oleh Negara-negara berkembang lainnya. Ada tiga ciri pokok yang dapat
menandai perkembangan dan permasalahan penduduk di Indonesia yaitu :
a) Jumlah dan pertumbuhan
penduduk : Indonesia dewasa ini menghadapi jumlah penduduk yang besar dan
tingkat pertumbuhan penduduk masih tinggi. Masalah pertumbuhan penduduk ini
berpengaruh terhadap kemampuan bangsa untuk meningkatkan kemakmuran rakyat, hal
ini dapat kita lihat dari sudut pendekatan ekonomi pendapatan per kapita (per-capita income) merupakan tolak ukur
kemakmuran. Pendapatan per-kapita diperoleh dengan cara membagi pendapatan
nasional bruto (gross national product
disingkat GNP) dengan jumlah penduduk. Apabila kita bandingkan pendapatan
per-kapita Negara asean, pendapatan Indonesia paling rendah, pada tahun 1998
yaitu sebesar 440 US$, Filipina sebesar ^#) US$, Thailand sebesar 1000US$,
Malaysia sebesar 1940 US$, dan singapura sebesar 9070 US$.
b) Distribusi penduduk Indonesia
Luas daratan Indonesia adalah 1.919.443 km2 . apabila
dikaitkan antara luas wilayah dan distribusi penduduk terlihat adanya
ketimpangan-ketimpangan. Hal ini dapat dilihat dengan tingkat kepadatan
penduduk di tiap provinsi. Jawa yang luas daratannya 6,89 % dari luas daratan Indonesia menampung 58% jumlah penduduk pada tahun
2005.
Pertanyaan yang timbul adalah mengapa distribusi
penduduk yang tidak merata menjadi masalah nasional? Jawabannya adalah karena
distribusi penduduk yang tidak merata berpengaruh terhadap ekonomi
nasional dan pertahanan dan keamanan nasional
c) Masalah mutu kehidupan
Salah satu indikator dalam melihat mutu kehidupan
suatu bangsa adalah dengan menggunakan indeks mutu hidup IMH yang merupakan
gabungan dari tiga indikator tunggal, yaitu angka kematian bayi, angka harapan
hidup pada umur satu tahun, dan angka melek huruf penduduk dewasa (51 tahun
keatas). Ini artinya apabila angka kematian bayi tinggi mencerminkan keadaan
gizi yang jelek, sedangkan angka melek huruf merupakan ukuran kesejahteraan dan
keterampilan yang diperlukan dalam proses pembangunan.
source : from everywhere....not my own
Tidak ada komentar:
Posting Komentar