Kamis, 26 September 2013

Pemilu Kecil yang Mengejutkan

Beratnya beban dalam kurikulum pelajaran PKN memaksa saya harus berpikir keras, karena bagaimana tidak, anak dipaksa harus mengerti keseluruhan sistem negara ini hanya dalam waktu 6 bulan saja, itu pun tidak penuh, karena dalam satu minggu pelajaran PKN hanya mendapat jatah 2 jam pelajaran (satu jam pelajaran sama dengan tiga puluh lima menit) jadi bisa dibayangkan bagaimana saya harus memaksakan berbagai macam jenis istilah ke dalam otak mereka, poor them hehehe.

Salah satu yang harus dipahami adalah sistem pemilihan umum, setelah membahas sistem pemilu di negara kita dari mulai awal terbentuknya negara kita sampai membahas pemilu 2014 yang sudah di depan mata, akhirnya saya mendapatkan ide untuk mengadakan simulasi pemilu di kelas, dengan bermodal kocokan nama siswa, saya mulai menjalankan misi saya, tentu saja saya mengabungkan anak yang aktif dengan anak yang pemalu dalam satu tim. begini cara kerjanya, pertama saya memilih calon presiden dan calon wakil presiden serta lima orang tim sukses untuk membantu mereka membuat visi misi dan yell yell. Tim sukses ini adalah gambaran partai politik yang mengusung capres dan cawapres.

Dari hasil pemilihan maka terbentuklah enam tim, maka hiruk pikuk dimulailah, ide-ide bermunculan, riuh suara kelas saya biarkan, karena saya melihat antusiasme mereka, semangatnya para calon presiden belajar berorasi, di pojok kelas ada yang sibuk membuat visi, ada pula anak yang sibuk menjahili temannya, anak ini saya anggap mewakili oknum partai yang hanya menumpang hehehehe. tapi setelah menjalani masa persiapan selama satu jam, maka siswa saya giring ke lapangan untuk berorasi dan menjelaskan visi misi mereka, menggunakan pengeras suara saya berharap timbul keberanian dari mereka, dan memberi contoh kepada adik kelasnya untuk menjadi berani tampil.

Hiruk pikuk pemilu ternyata benar-benar terasa, mereka mulai menggunakan berbagai cara untuk menjaring masa (adik kelas mereka) mulai dari mencari tetangganya, menjanjikan membelikan permen (hahahahhaha bukan politik uang namanya, tapi politik permen :P) dan menyanyi supaya adik kelas tertarik untuk memilih. Saya sangat bangga melihat anak didik saya berani untuk tampil dan mengaspirasikan harapan mereka pada calon pemimpin negeri ini, visi yang paling banyak mereka lontarkan adalah mengenai korupsi, kemiskinan, dan narkoba.

Setelah enam tim maju dan menyuarakan visinya maka mulailah adik kelas memilih secara langsung, yaitu dengan cara berdiri di jajaran tim yang dipilih, maka terpilihlah Muhammad Farhan sebagai presiden. setelah itu mereka semua masuk kelas, drama politik selanjutnya terjadilah, tim yang kalah mulai melakukan banding dan membeberkan bukti-bukti kecurangan pihak yang menang, dikatakan ada suap-menyuap, atau karena memiliki tetangga yang bersekolah di tempat yang sama sebagai adik kelas, ohhhh god sungguh menarik mengamati semua ini, akhirnya setelah semua diselesaikan di muka hukum (ehem...saya jadi hukumnya hahahaha) maka semua selesai dengan damai, karena hukum tidak bisa dibeli dengan uang atau dengan permen hahahaha :). setelah simulasi selesai maka dijadwalkan untuk pemilu kedua dengan capres dan cawapres yang berbeda dan masa persiapan yang lebih panjang yaitu satu minggu.

Dari kegiatan ini maka saya adakan evaluasi, hal apa saja yang didapatkan siswa, maka mereka menjawab beragam, mulai dari harus siap menang dan juga harus siap kalah, harus jujur, dan berani. Inilah yang saya cari, makna dari pemilu itu sendiri yaitu kebersamaan, demokrasi, pembelajaran, dan tujuan dari politik itu sendiri yaitu menjadikan bangsa Indonesia maju sukses dan makmur. salam hangat dari kelas kami yang menarik. MERDEKA!!!!!!!

ini video contoh orasi siswa


Selengkapnya...

Jumat, 13 September 2013

Haruskah Penderita "Schizophrenia Symptoms" Diasingkan?

Apa sih schizophrenia symptoms ? duh dengar namanya saja masih terasa asing banget ya, tapi ternyata para penderita schizophrenia symptoms itu ada di sekitar kita loh. Jadi begini asal muasal saya mengetahui mengenai penyakit ini, pada tahun 2010 yang lalu kami mendapat tambahan tenaga pengajar yang berasal dari lulusan Ekonomi Akuntansi. Memang jurusan itu sama sekali tidak terkait dengan bidang ajar mengajar, namun karena mendapat beberapa rekomendasi dari beberapa pihak akhirnya diterima juga lah Mr X (nama di samarkan atas permintaan yang bersangkutan), hari pertama Mr X ditugaskan mengajar di kelas empat, namun berbagai kehebohan terjadi, Mr X tidak bisa menguasai kelas, dan materi untuk satu semester dihabiskan hanya dalam waktu beberapa hari, wuiiiiihhhhh ini ajaib atau super, hehehehehe. setelah berembuk dengan dewan guru lainnya akhirnya diputuskan bahwa Mr X akan diganti tugasnya menjadi petugas perpustakaan.

Setelah beberapa lama akhirnya diketahui bahwa Mr X memiliki penyakit Schizophrenia Symptoms. penyakit ini bila ditelaah dari berbagai sumber di mbah google yaitu kecenderungan untuk memiliki halusinasi ( mendengar atau melihat hal-hal yang bersifat imaginatif), adanya delusi (mempercayai sesuatu secara membabi buta), dan paraniod (percaya bahwa ada konspirasi dibalik segala kejadian). Penyakit ini juga membuat seseorang sulit membedakan antara yang nyata dan tidak nyata, dan sulit berpikir jernih dan sulit untuk bersikap normal dalam beberapa situasi.

Sempat ada kekhawatiran bahwa penyakit ini akan membahayakan para siswa, namun entah mengapa kami percaya bahwa Mr X ini tidak sepenuhnya kehilangan dirinya, dan dia harus hidup di lingkungan normal untuk bisa keluar dari penyakitnya. Akhirnya Kepala Sekolah dan dewan guru sepakat untuk tetap menerima kehadirannya di lingkungan sekolah. keputusan ini sebenarnya merupakan dilema, namun disepakati bahwa ini adalah memiliki tujuan membantu Mr X.

Pada awalnya banyak kejadian lucu dan aneh terjadi, Mr X sering tertawa dan berbincang sendiri di dalam ruangan, atau merasa bahwa dirinya adalah bagian dari tim presiden Amerika Serikat, atau merasa artis tertentu menyukainya. Saya dan rekan-rekan guru pun berusaha menyelami apa yang dia alami, ternyata menjadi pendengar setia pun bisa sangat membantu Mr x untuk sekedar mendapatkan situasi normal yang dia perlukan, yang repot itu kalau saat saya atau rekan guru lainnya sibuk dan tak ada waktu untuk mendengarkan Mr x, maka dia akan merasa semua orang mengasingkan dirinya...wuiiiihhh come on....we must work not just sit there and listen to all those conspiracy hehehehhe.

Setelah tiga tahun berjalan, ternyata ada kemajuan yang signifikan dari Mr X, sekarang dia lebih kelihatan hidup, lebih normal dan lebih menjiwai pekerjaannya. Hal yang paling disukainya adalah menjadi photografer dadakan, setiap ada event atau kegiatan secara sukarela dia akan meminta kamera atau handphone dan sibuk foto-foto, bahkan sampai jungkir balik saking menjiwai tugasnya hehehehe.Banyak suka duka dari situasi ini, banyak juga hal-hal menarik dan bisa dijadikan pelajaran, betapa keadaan kita ini sudah lebih dari sempurna, kedamaian yang kita dapat saat kita membuka mata, tanpa khawatir ada yang berusaha membunuh kita ternyata adalah anugrah. Bayangkan bila kita memiliki Schizophrenia Symptoms tak ada rasa damai, tak ada rasa tenang, dan rasa sakit yang dialami, kegelisahan, belum lagi dikucilkan dari lingkungan.

Pada akhirnya, kemarin saat terakhir saya berbincang dengan Mr X, saya meminta izin untuk menulis tentang dia dan berbagi dengan lainnya, tanpa maksud apapun, namun untuk membuka mata lingkungan masyarakat  bahwa mereka yang memiliki Schizophrenia Symptoms juga hanya manusia biasa yang memerlukan kehidupan normal dan harus diperlakukan normal, setidaknya hanya sedikit itulah yang bisa kita lakukan yaitu menerima mereka untuk hidup secara normal.

Selain menerima para penderita  Schizophrenia Symptoms ini, kita juga harus sabar menjabar kan tugas-tugas apa saja yang harus mereka lakukan secara perlahan, karena bila tidak dijabarkan dan dibimbing akan ada kecenderungan mereka tidak melakukan apa-apa, para penderita Schizophrenia Symptoms cenderung hampir tidak memiliki inisiatif dan hanya melakukan apa yang diminta saja. Selain itu mereka juga merasakan sakit kepala yang parah, dan bisa kambuh kapan saja.

Atas saran keluarga dan rekan sejawat, maka Mr X secara rutin melakukan pengobatan di RSCM untuk mendapatkan bimbingan psikolog dan pengobatan yang diperlukan, agar halusinasinya dapat berkurang.

Untuk berbagi Mr X menuliskan obat apa saja yang dia minum :
Risperidone 2 mg (1.5 butir tablet tiap pagi)
Trihexiphenidil 2 mg ( 1 tablet tiap pagi)

Well jujur saya tidak tahu obat apa itu, karena ini hanya berdasarkan pengakuan Mr x, dan dia juga meminta saya menuliskan pernyataannya yaitu "Kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengambil hikmah dari penyakit saya, karena saya Mr X ( nama disamarkan) menderita Schizophrenia Symptoms!"

 Jadi siapapun yang merasa rakyat Indonesia, mari kita mengambil hikmah dari kondisi penderita Schizophrenia Symptoms sesuai dari saran Mr X ;). Pengalaman ini saya tulis atas izin yang bersangkutan dan hanya untuk berbagi dan karena pada hakikatnya kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan lingkungan sosial yang sehat.

Harus diakui, terkadang timbul rasa tidak sabar dan kesal atas kondisi tersebut, namun lambat laun hal itu tergantikan dengan perasaan ingin membantu, tidak banyak yang bisa dilakukan namun semoga dapat membantu Mr x untuk sembuh dari penyakitnya. Amin
Selengkapnya...