Selasa, 30 April 2013

PERMASALAHAN PENDUDUK DI INDONESIA


PERMASALAHAN PENDUDUK DI INDONESIA
(JUMLAH PENDUDUK YANG BESAR)

1.     PENDUDUK SEBAGAI SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia adalah semua potensi yang berhubungan dengan data kependudukan yang dimiliki oleh suatu daerah/Negara yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Tingkat produktifitas sumber daya manusia dapat ditentukan dari hal-hal berikut ini :
Ø Cara sumber daya manusia diorganisasi dalam kelembagaan seperti milik swasta, milik masyarakat, dan milik Negara
Ø Pola imbalan material seperti bagi hasil dan nirmaterial seperti tanda penghargaan atas prestasi kerjanya.
Ø Teknologi yang digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa
Ø Pemanfaatannya dalam pengembangan di pelbagai sektor industri
Ø Perlakuan atas diri manusia dengan mengindahkan martabat manusia.
Kualitas sumber daya manusia dari segi fisik dapat ditingkatkan melalui :
Ø Pengurangan tingkat kematian terutama kematian bayi
Ø Perkawinan pada usia matang
Ø Penjarangan kelahiran
Ø Peningkatan pola makanan bergizi
Ø Peningkatan kegiatan olahraga
Ø Peningkatan kesehatan terutama pada usia dibawah lima tahun

Penduduk dapat diartikan sekelompok orang yang tinggal pada suatu tempat tertentu pada waktu tertentu. Dinamika penduduk adalah perubahan penduduk pada suatu tempat tertentu dari waktu ke waktu.

2.     SUMBER DATA KEPENDUDUKAN
Sumber data kependudukan yang pokok adalah :
b)    Sensus penduduk   : pencatatan yang dilakukan secara langsung terhadap seluruh penduduk. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan jumlah seluruh penduduk, penyebaran dan juga ciri-cirinya.sensus dilaksanakan pada setiap dasawarsa pada tahun yang berakhiran nol. Ada dua sistem yang digunakan yaitu :
Ø Sistem de yure      : pencacahan didasarkan pada tempat tinggalnya resmi, pada saat sensus dilaksanakan
Ø Sistem de facto     :  pencacahan dilakukan menurut kehadirannya di mana pun berada ketika sensus dilaksanakan
b)    Survey sampel        : pencarian data kependudukan tidak dilakukan pada seluruh penduduk, melainkan hanya sebagian saja  yang disebut sampel. Survey sampel lebih ekonomis dan dapat dilakukan setiap tahun, contohnya antara lain SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) yang dilaksanakan oleh BPS ( Biro Pusat Statistik).
c)     Sistem Registrasi    :  registrasi dapat dibedakan antara registrasi peristiwa vital (kelahiran, kematian, migrasi, perkawinan dicatat sendiri-sendiri) dan registrasi penduduk (peristiwa yang dialami individu dicatat secara menyeluruh)

3.     DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Penduduk dapat diartikan sekelompok orang yang tinggal pada suatu tempat tertentu pada waktu tertentu. Dinamika penduduk adalah perubahan penduduk pada suatu tempat tertentu dari waktu ke waktu. Penduduk Indonesia pada tahun 1980 berjumlah 147.490.298 jiwa sedangkan pada tahun 1990 adalah 179.321.641 jiwa.
Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan yaitu :
1)    Pertumbuhan penduduk alamiah : yaitu selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian. Karena jumlah imigran dan emigrasi relatif sedikit maka biasanya tidak diperhatikan.
Cara mengukur pertumbuhan :
T = (L - M)
T  = pertambahan penduduk
L  = Jumlah kelahiran
M = jumlah kematian

2)    Pertumbuhan penduduk total                : pertumbuhan penduduk total memperhitungkan migrasi dengan rumus sebagai berikut :
T = (L – M) + (I – E)
T       = pertumbuhan penduduk
L        = jumlah kelahiran
M       = jumlah kematian
I         = jumlah Imigrasi
E       = jumlah emigrasi

Perubahan penduduk dapat berdampak negatif, maupun positif, atau tidak ada perubahan. Hal itu dipengaruhi oleh interaksi tiga faktor yaitu :
1)    Fertilitas                         : fertilitas merupakan terjemahan dari bahasa Inggris  Inggris yaitu fertility yang padanan katanya adalah kelahiran. Fertilitas biasa diartikan jumlah anak lahir hidup dari seorang wanita. Fertilitas harus dapat dibedakan dari istilah fekunditas (fecundity) yaitu potensi yang dimiliki seseorang untuk bisa hamil dan melahirkan.
Faktor-faktor pronatalitas :
ü Kawin usia muda maka usia reproduksi lebih panjang
ü Rendahnya tingkat kesehatan menyebabkan banyak bayi meninggal sehingga orang tua cenderung memilih mempunyai banyak anak sebagai cadangan
ü Anggapan banyak anak banyak rezeki
Faktor-faktor antinatalitas :
Ø Adanya ketentuan batas usia menikah, wanita minimal 16 tahun dan pria minimal 19 tahun
Ø Adanya program Keluarga Berencana (KB)
Ø Adanya pembatasan tunjangan anak dalam pemerintah atau swasta
Ø Adanya anggapan bahwa anak merupakan beban bagi orang tua
Dasar pengukuran kelahiran :
a)     Angka kelahiran kasar/ CBR ( crude birth rate)
Jumlah kelahiran tiap 1000 penduduk per tahun, dengan rumus :
CBR = B x k
                                                P

B : banyaknya anak yang lahir pada tahun tertentu
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K : konstanta (1000)
Hasilnya :
Tinggi         : > 30
Sedang        : 20-30
Kurang       : < 20

b)    Angka kelahiran menurut umur/ASBR (age specific birth rate):  angka  yang menunjukkan jumlah kelahiran setiap 1000 wanita golongan umur tertentu per tahun. Dengan rumus :
ASBR = Bx x k
      P
B : jumlah anak yang lahir dari wanita umur x
P  : jumlah wanita pada kelompok umur x
X : umur wanita dalam kelompok umur lima tahunan atau sepuluh tahunan (20-24, 25-29, 30-34, dst)

2)    Mortalitas (mortality)     : mortalitas adalah kematian. Komponen ini berpengaruh terhadap perubahan penduduk yang bersifat negatif, yang artinya mengurangi penduduk. Tingkat kematian penduduk juga dipakai sebagai indikator kesehatan penduduk.
Faktor-faktor antimortalitas :
ü Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai
ü Lingkungan bersih dan teratur
ü Adanya ajaran agama yang melarang bunuh diri
ü Timgkat kesejahteraan tinggi
Faktor-faktor promortalitas :
Ø Kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan
Ø Fasilitas kesehatan kurang memadai
Ø Sering terjadi kecelakaan lalu-lintas
Ø Adanya bencana alam
Ø Terjadi peperangan
Ø Adanya tindakan bunuh diri
Dasar pengukuran kematian ;
a.     Angka kematian kasar / CDR (crude death rate ) : yaitu angka yang menunjukkan kematian tiap 1000 penduduk per tahun.
CDR = D x k
                                                       P
D : jumlah kematian
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k : konstanta (1000)
b.     Angka kematian meurut umur/ ASDR (age specific death rate) : banyaknya kematian pada keelompok umur tertentu tiap 1000 penduduk per tahun.
ASBR = Dx x k
        Px
    Dx   : jumlah kematian kelompok umur c (0-14, 15-19, dst)
    Px  : jumlah penduduk kelompok umur c
    k   : konstanta (1000)
3)    Migrasi                         
    
4.     MASALAH-MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
Indonesia dapat dikategorikan sebagai Negara berkembang, yang mana saat ini tengah menghadapi masalah kependudukan sebagaimana yang biasa dialami oleh Negara-negara berkembang lainnya. Ada tiga ciri pokok yang dapat menandai perkembangan dan permasalahan penduduk di Indonesia yaitu :
a)     Jumlah dan pertumbuhan penduduk : Indonesia dewasa ini menghadapi jumlah penduduk yang besar dan tingkat pertumbuhan penduduk masih tinggi. Masalah pertumbuhan penduduk ini berpengaruh terhadap kemampuan bangsa untuk meningkatkan kemakmuran rakyat, hal ini dapat kita lihat dari sudut pendekatan ekonomi pendapatan per kapita (per-capita income) merupakan tolak ukur kemakmuran. Pendapatan per-kapita diperoleh dengan cara membagi pendapatan nasional bruto (gross national product disingkat GNP) dengan jumlah penduduk. Apabila kita bandingkan pendapatan per-kapita Negara asean, pendapatan Indonesia paling rendah, pada tahun 1998 yaitu sebesar 440 US$, Filipina sebesar ^#) US$, Thailand sebesar 1000US$, Malaysia sebesar 1940 US$, dan singapura sebesar 9070 US$.
b)    Distribusi penduduk Indonesia
Luas daratan Indonesia adalah 1.919.443 km2 . apabila dikaitkan antara luas wilayah dan distribusi penduduk terlihat adanya ketimpangan-ketimpangan. Hal ini dapat dilihat dengan tingkat kepadatan penduduk di tiap provinsi. Jawa yang luas daratannya 6,89 % dari luas daratan Indonesia  menampung 58% jumlah penduduk pada tahun 2005.
Pertanyaan yang timbul adalah mengapa distribusi penduduk yang tidak merata menjadi masalah nasional? Jawabannya adalah  karena  distribusi penduduk yang tidak merata berpengaruh terhadap ekonomi nasional dan pertahanan dan keamanan nasional
c)     Masalah mutu kehidupan
Salah satu indikator dalam melihat mutu kehidupan suatu bangsa adalah dengan menggunakan indeks mutu hidup IMH yang merupakan gabungan dari tiga indikator tunggal, yaitu angka kematian bayi, angka harapan hidup pada umur satu tahun, dan angka melek huruf penduduk dewasa (51 tahun keatas). Ini artinya apabila angka kematian bayi tinggi mencerminkan keadaan gizi yang jelek, sedangkan angka melek huruf merupakan ukuran kesejahteraan dan keterampilan yang diperlukan dalam proses pembangunan.

source : from everywhere....not my own
Selengkapnya...