Selasa, 17 Mei 2011

Cara Buka Usaha Warnet

Kemandirian adalah salah satu syarat utama untuk bisa hidup lebih baik dan tidak menggantungkan nasib kepada orang lain. Kebiasaan masyarakat Indonesia untuk menjadi karyawan yng secara regular menerima gaji setiap bulannya. Pola pikir ini lah yang harus sedikit demi sedikit di ubah, salah satunya dengan berwirausaha mendirikan warnet (warung internet). kebetulan saya menemukan postingan yang menarik dari blog tetangga dan bisa saya share di sini.

PROSEDUR

Tidak ada prosedur yang terlalu rumit yang harus dilewati, jika pun ada biasanya prosedur perijinan. Dalam hal ini mungkin perijinan usaha dan pendirian tower (jika diperlukan). Khusus untuk perijinan tower, mungkin akan menemui sedikit hambatan jika masyarakat sekitarnya masih kurang edukasi mengenai keberadaan tower. Sejak kasus robohnya tower TV7 beberapa waktu lalu, perijinan mendirikan tower cukup mengalami hambatan.
Informasi yang diperoleh dari beberapa pelanggan, untuk warnet / MPG kecil (dibawah 10 PC) hanya perlu ijin dari lingkungan sekitar. Sedangkan untuk warnet / MPG skala besar biasanya diminta diperlukan ijin usaha.

BANDWIDTH

Ada dua macam bandwidth yang bisa dipilih, mix bandiwdth (koneksi internasional dan lokal) atau IIX (koneksi ke situs lokal Indonesia). Pada dasarnya pricing policy ditiap daerah tidak dapat disamaratakan, mengingat biaya bandwidth antar kota tidak sama. Tergantung kemana ISP yang bersangkutan melakukan koneksi, dengan cara apa dan bagaimana. Untuk sekedar gambaran harga bandwidth, bisa dilihat di website ISP yang ada di masing-masing kota. 
Bagaimana memperkirakan kebutuhan bandwidth untuk warnet kita ? Gampang saja, kebutuhan bandwidth minimum setiap PC di warnet kurang lebih adalah 4-8kbps. Untuk kebutuhan Multiplayer Game, bandwidth minimum setiap PC adalah 8kbps. Jadi sebuah warnet dengan 10 buah PC akan membutuhkan bandwidth sekitar 40Kbps s/d 80Kbps sedangkan multiplayer game online akan memerlukan bandwith minimum 80Kbps. Bila bandwithnya kurang dari angka-angka ini, akses di warnet akan lambat, bahkan untuk game online akan sering terputus/reset.
Ada beberapa istilah yang sering digunakan oleh ISP dalam mendeskripsikan besaran bandwidth, yaitu istilah CIR (Commited Information Rate), clear channel dan sharing/burstable. CIR adalah istilah yang menyatakan minimum besarnya bandwidth yang dijamin bisa kita terima.
Jika kita membeli bandwidth 64Kbps dengan CIR juga 64Kbps maka bandwidth itu dikatakan 64Kbps clear channel. Sebaliknya kalau kita membeli bandwidth 64Kbps dengan CIR 32Kbps maka bandwidth itu dikatakan burstable atau share (dibagi).
Bandwidth sebesar 64Kbps share 2 artinya bandwidth tersebut dibagi dengan 2 pelanggan warnet lainnya (mis: warnet A dan warnet B). Jika warnet A tidak sedang menggunakan, maka warnet B dapat menikmati bandwidth sebesar 64kbps, namun jika keduanya sedang aktif, maka masing-masing hanya dapat menikmati bandwidth sebesar 32kbps (CIR = 32Kbps). Hal yang sama berlaku untuk bandwidth 64Kbps share 4 (CIR = 16Kbps).
Tanyakan dengan detail mengenai besaran bandwidth ini kepada ISP yang anda pilih. Ada beberapa ISP kurang terbuka mengenai hal ini karena masalah persaingan harga. Pada dasarnya harga bandwidth tidak bisa terlalu jauh perbedaannya, karna memang supplier-nya terbatas. Jadi lakukan pengetesan terhadap besarnya bandwidth yang dipilih. Salah satu cara pengetesan bandwidth bisa melalui web sijiwae berkali-kali pada waktu yang berbeda beda untuk mengukur konsistensi besarnya bandwidth yang diperoleh.

BIAYA
 
Biaya yang dikeluarkan tergantung dari beberapa hal, diantaranya:
  • Sewa tempat
  • Jumlah PC
  • Besarnya bandwidth
  • Tower
Jumlah PC akan mempengaruhi besarnya bandwidth yang diperlukan. Rata-rata warnet mematok bandwidth 4kbps per PC untuk menghitung besarnya bandwidth yang akan diambil. Dengan perhitungan ala warnet konvensional, biasanya dengan jumlah 10 PC barulah bisnis warnet tersebut dapat terasa menguntungkan dari sisi finansial. Untuk harga tower, di Bandung berkisar 1,1 – 1,3 juta per stack (1 stack = 5 meter). Perbedaan harga ini dipengaruhi dari jenis towernya sendiri, lokasi pendirian tower dan grounding yang diperlukan. Disarankan untuk warnet agar minimum grounding mencapai 1 ohm.
OPERASIONAL
 
Biaya bulanan yang harus diperhitungkan adalah mencakup biaya bandwidth bulanan, gaji operator, biaya listrik.
  • biaya bandwidth = Rp. 5 juta-an untuk 15 PC
  • Biaya listrik = Rp. 50.000 / PC
  • Gaji operator (jika ada) = Rp. 300.000
  • Biaya perawatan = Rp 50.000 / PC
  • Biaya sewa tempat (jika ada) Rp 1 jutaan
Disediakannya Billing System dengan sistem pengoperasian yang mudah sehingga tidak memerlukan operator dengan background informatika. Selain itu kami juga menggunakan bandwidth manajemen secara terintegrasi sehingga tagihan bandwidth ke pelanggan kami lakukan per PC, bukan secara lump-sum. Dengan demikian, pengusaha warnet tidak perlu memulai usahanya dengan jumlah PC yang besar sehingga menyebabkan besarnya investasi awal. Dibawah ini adalah gambaran dari salah satu pemilik warnet yang menggunakan layanan Q.osk-Net dari ISP QuasarNet.
  • Jumlah PC: 2 unit
  • Billing system: Rp. 2.200.000
  • Bandwidth: Rp. 275.000 per PC (= Rp. 550.000 flat per bulan)
  • Operator: -
  • Tarif warnet: Rp. 3.000,- per jam (tarif warnet di bandung berkisar Rp. 3000-6000)
  • Lama operasional: 8 jam per hari per PC.
  • Pendapatan dari warnet: (Rp. 3.000 x 8 jam)x 2 PC = Rp. 48.000 per hari x 30 hari = Rp. 1.440.000,- per bulan
OPERATING SYSTEM

Amannya memang menggunakan software dengan lisensi. Harga Windows original yang kami peroleh dari Multicom, Bandung adalah: USD80 (home) dan USD140 (professional). Harga tersebut adalah untuk 1 PC dan biasanya warnet memilih paket Home saja.
Untuk menghindari sweeping dari Microsoft, maka warnet yang menggunakan software windows harus mengisi MSRA (Microsoft Software Rental Agreement) yang merupakan pernyataan penggunaan bersifat komersil.
Jika ingin yang free, bisa menggunakan Linux. User biasanya merasa tidak familiar dengan Linux, padahal untuk aktivitas web-base cukup nyaman menggunakan linux. Tinggal bagaimana cara kita meng-edukasi para user saja.

KENDALA

Beberapa orang menanyakan hambatan apa saja yang ada dalam bisnis ini. Mungkin lebih tepat jika kita sebut kendala. Dalam operasionalnya, ada musim tertentu dimana pengunjung warnet cenderung sepi. Saat itu pemasukan lebih kecil sedangkan fixed-cost tetap harus keluar. Biaya bandwidth dengan system lump-sum jelas cukup menyulitkan pemilik warnet dari sisi cash-flow. Alangkah baiknya jika ISP yang digunakan dapat memberikan fasilitas down-grade bandwidth ketika musim sedang sepi. Sebaiknya sebelum menandatangani kontrak berlangganan, tanyakan masalah ini kepada pihak ISP.

LAIN-LAIN

Sekedar tambahan, disarankan agar pemilik warnet jangan meremehkan masalah Kontrak Berlangganan, karena dengan adanya Kontrak maka ISP seharusnya dapat menjamin Service Level Agreement atas kualitas koneksi. Beberapa warnet merasa nyaman dengan tidak ada Kontrak, padahal itu dapat merugikan pengusaha warnet itu sendiri karena tidak ada jaminan kualitas koneksi yang dijanjikan.


 

sumber : http://thezoostation.wordpress.com/2006/10/18/start-up-warnet/ 

2 komentar:

Unknown mengatakan...

bagus nih. boleh di coba ya

Wuri mengatakan...

selamat mencoba :)))

Posting Komentar