Selasa, 19 Juli 2011

CARA CEK PULSA SEMUA OPERATOR

Berikut ini nomor untuk cek pulsa untuk masing-masing operator.

Simpati (0812, 0813, 0811)
Cek pulsa *888#

As (0852, 0853)
Cek pulsa *888#

Mentari (0815, 0816, 0858)
Cek Pulsa *555#
Paket SMS, GPRS *555*1#

Im3 (0856, 0857)
Cek Pulsa *388#
Paket SMS, GPRS *388*1#

XL (0817, 0818, 0819, 0859, 0878)
Cek Pulsa *123#

Three (0896, 0897, 0898, 0899)
Cek pulsa *111*1#

Axis (0831, 0838)
Cek Pulsa *888#

Fren (0885, 0886, 0887, 0888)
Cek Pulsa 999

Smart (0881, 0882, 0883, 0884)
Cek Pulsa *999*

Flexi
Cek Pulsa *99#

Star One
Cek Pulsa *555#

Esia
Cek Pulsa *555

Hepi
Cek Pulsa 999 Selengkapnya...

Jumat, 15 Juli 2011

Persiapan Tahun ajaran baru



Tahun ajaran baru sudah didepan mata, pertanyaannya sudah siapkan kita semua menyambut tahun ajaran baru? bagaimana caranya agar tahun ajaran baru ini kita bisa lebih berhasil dari tahun kemarin?




1. Murid-Murid

Tahun ajaran baru berarti liburan telah usai, jangan kecewa...mari kita evalusi diri..bagi yang kemarin sudah berhasil dan mendapat nilai yang baik semoga tahun ini mau belajar agar menjadi lebih baik. bagi yang kemarin nilainya pas-pasan hayoo jangan patah arang, kamu mendapat nilai kurang baik bukan karena kamu bodoh akan tetapi kamu kurang berusaha.

2. Guru-Guru

Apakah tahun ajaran baru ini kita sudah mempersiapkan segalanya dengan baik, administrasi juga mestinya sudah harus tertata dengan baik..... namun yang paling utama adalah semangat untuk menjadi guru yang profesional dan menyenangkan. kadang kala seorang guru lupa untuk menjadi menyenangkan, hanya karena jaga image....alangkah indahnya bila guru menjadi demikian bersahabat sehingga murid dapat mencurahkan hatinya bila ada masalah.....semangat rekan-rekanku...

3. Orang tua murid

Orang tua murid memiliki peran yang tidak sedikit dalam hal tahun ajaran baru, biasanya pada awal ajaran orang tua sibuk mencari baju baru, sepatu dan perlengkapan sekolah lainnya. namun yang utama adalah selalu memberikan motivasi pada anak, bukan nya untuk mendapatkan nilai yang baik, akan tetapi untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat seiring dengan waktu nilai akan datang sesuai kesungguhan hati.

selamat tahun ajaran baru untuk semuanya..... :)) Selengkapnya...

Rabu, 06 Juli 2011

BUDAYA MALU

Budaya Malu Dunia Pendidikan
Masalah Etika dan Moral, Masalah Pemikiran dan Mental, Masalah Logis dan Otak. Akhirnya semua dikembalikan ke dunia pendidikan, ke orang-orang yang mendidik.

Mengapa saya beri judul budaya malu dunia pendidikan, Betapa memalukannya jika kita mendengar “di sekolah dididik apa sih?… Kok ngomongnya ndak Sopan?” atau kita mendengar “sudah disekolahkan.. tapi kok ga punya etika…..!!”

Saya pernah menulis tentang Sekolah Bukan Hanya Ilmu, Akhirnya ada hal yang harus kita budayakan di dunia pendidikan. Yaitu Budaya Malu. . Budaya Malu, bukan berarti saya malu sekolah di sekolah desa, malu sekolah di sekolah yang fasilitasnya gak OKE, malu sekolah di sekolah anak-anak Jalanan. BUKAN ITU.

Sebenarnya Segala Permasalahan di negeri ini Bisa terkendali jika Setiap Insan, setiap Generasi, Setiap Pribadi memiliki “BUDAYA MALU”

Budaya malu di dunia pendidikan harus kita terapkan dari sekarang. Budaya malu dalam hal apa ???

Budaya Malu Bagi Para Pendidik

1. Budaya Malu Jika Seorang Pendidik tidak mempersiapkan diri sebelum mengajar, tidak belajar sebelum mengajar, dan tidak mau tahu keadaan siswa sebelum mengajar. Apakah kita sebagai pendidik tidak merasa malu pada diri sendiri, malu pada Stempel Profesi yang tertulis di dada kita, malu pada anak-anak yang meremehkan kita.
2. Budaya Malu jika mendidik hanya untuk memberi Ilmu, Bukan Etika dan Sopan Santun. Untuk apa anak-anak itu pintar jika tidak memiliki etika dan sopan santun. Apa kita tidak malu mendengar anak juara umum di sekolah X tawuran, MEngucapkan kata kotor, tidak menghormati orang lain. maka kita kan malu mendengar kata-kata “disekolahkan kok tidak punya etika..”
3. Budaya Malu menerima gaji Bersih tapi jarang masuk kelas. Memangnya tidak malu makan uang hasil jerih payah orang lain, tapi kita hanya duduk santai tanpa bekerja. Malah menuntut gaji, kita nomer satu. Berlomba sertifikasi, tapi kok kesekolahnya jarang. Mau duitnya saja. wah… Sangat tidak pantas.
4. Budaya Malu tidak menghargai diri sendiri. Bukankah kita malu jika kita seorang pendidik, tapi tidak perduli dengan pendidikan anak dan keluarga sendiri. bagaimana kita mendidik, jika dari diri kita sendiri tidak terlaksana. Kita bicara kepada anak-anak jangan merokok, tetapi dihadapan mereka kita merokok.

Budaya Malu Seorang Siswa / Anak Didik

1. Budaya Malu menyia-nyiakan Hasil kerigat orang tua. Malu tidak pada orang tuamu yang bekerja mati-matian demi masa depanmu. Mungkin kamu berkata “akh… kan duit orang tuaku banyak..!!!!” . Justru kamu harus malu memakan duit yang bukan hasil kerja kerasmu, bukan hasil keringatmu.
2. Budaya Malu tidak punya sopan santun. Seharusnya malu dong sebagai anak yang katanya sudah belajar, sudah pintar baca, sudah bisa berpikir tentang hal-hal baru, tapi kok kata-katanya tidak sopan, kok kata-katanya suka memaki, kok kata-katanya kasar sama orang tua dan teman. Nanti dibilang “Mulutnya ga disekolahin ya…” waduh.. Jangan Sampe dong, malu.. malu… maluuuuu banget
3. Budaya Malu Meremehkan Orang lain, Nah, kamu memang pintar, kamu meremehkan orang lain, kamu meremehkan orang yang hidupnya lebih sederhana dari kamu. Nanti suatu saat kalau tiba-tiba kamu mengalami kejatuhan, kamu tiba-tiba kekurangan, malu kan sama mereka. takutnya sih dibilang “alah….. Dulu aja Sombong…” hati-hati, hidup ini seperti roda yang berputar. terkadang di atas dan terkadang di bawah.
4. Budaya Malu jadi pembuat Onar. kata-kata pembuat onar ini sangat tidak pantas kan di jadikan cap / stempel pada dirimu. Kalau kita bisa saling menghargai, mengapa tidak ! Kan Damai Itu indah. Tidak pernah dikatakan dan diajarkan disekolah…”nak… nanti pulang sekolah buat onar ya, berantem ya, tawuran ya,,!
5. Budaya malu tidak belajar. Malu dong kamu dengan NIlai 100, 90, 80 tapi hasil nyontek, dan ketidakjujuran. Dengan bangga Kamu bilang “wah… Aku lulus, nilai 90..” eh ternyata teman-temanmu berbisik, “gitu aja kok bangga.. kan kemaren dia nyontek dari si A…” .. Akhhh Malunya. Kecuali kamu sudah tidak memiliki rasa malu lagi.
6. Budaya Malu pada diri sendiri. Malu lah pada dirimu sendiri jika berbuat hal yang tidak baik, berbuat hal yang tidak bermoral, berbuat hal yang tidak sopan. Kalau kamu merasa malu pada diri sendiri, kamu pasti berusaha lebih baik. Tanya pada dirimu sendiri, rasakan dalam hati nuranimu. contoh “Kalau aku buang sampah ini sembarangan , malu dilihat orang…” atau “kalau nilaiku Jelek… malu sekali aku sama si DOi, sama ORTU, dan malau sekali pada diriku..”

Budaya malu Instansi Terkait Pendidikan

1. Budaya Malu Duduk di bangku tertinggi pemerintahan, yang bertujuan memajukan pendidikan, tetapi uang rakyat, uang anak didik kok nyangkut dimana-mana. Seharusnya hak murid untuk mengecap fasilitas, kok turunnya cuma 40%. Bukankah memalukan memakai seragam Pemerintahan tapi kok ndak mendidik. Nanti dibilang “..orang pendidikan kok seperti tidak dididik ya..”. Kalau pemerintah di dunia pendidikan juga korupsi, ribut, saling mengadu domba, saling menjatuhkan, gimana anak didiknya ya??? .
2. Budaya Malu cuma berkoak-koak tapi tidak terealisasi. Bukankah memalukan jika kita yang duduk dibangku pemerintahan yang berkoak-koak, berteriak-teriak pendidikan ini harus dimajukan, kita buat ini, kita buat itu, tapi cuma omong kosong, cuma mau mencari simpati rakyat, cuma mau cari dukungan. Bullshit… Semua hanya omong kosong. Tidak perlu lah berteriak kalau hanya suara. Realisasi yang penting
3. Budaya Malu Pada Anak-Anak jalanan, Pada Orang miskin, Pada Pengemis, Pada Anak-anak penjual Koran, pada anak-anak yang tinggal dipinggiran, pada anak-anak yang tidak bisa baca tulis. Betapa memalukan jika pemimpin negara ini menutup mata untuk mereka. Berapa % (persen) dana pendidikan untuk negara ini? Kemana? Apa matamu buta pada mereka? Mereka juga butuh pendidikan, mereka juga mau maju, mereka juga berharap punya masa depan. Mereka seperti seseorang yang kelaparan memandang anak-anak berseragam sekolah. Apa Kita tidak malu? lewat dipinggir jalan dengan Pakaian dinas, dengan mobil mewah, tapi cuek saja dengan nasib mereka. Dimana jiwa pendidikmu? Seorang pemerintah haruslah orang yang memiliki jiwa mendidik yang tinggi melebihi seorang guru.

Budaya Malu para Orang Tua

1. Budaya Malu tak lagi menjadi orang tua seutuhya. Malulah sebagai orang tua yang membiarkan anaknya hanya dididik di sekolah. Orang tua adalah orang yang paling berkewajiban mendidik anak. bukan sibuk bekerja mencari uang, anak-anak terlantar , mau belajar atau tidak, ya terserah. malu pada diri sendiri jika anak akhirnya sibuk dengan dirinya sendiri, m alu tidak punya waktu lagi menanyakan kabar anaknya, malu tidak lagi memiliki waktu makan bersama anaknya, malu pada akhirnya pergaulan anak terlampiaskan ke hal-hal negatif. Pantaskah kita disebut orang tua?
2. Budaya malu tidak Mau belajar. Orang tua haruslah belajar, agar anak juga bisa diajar. umur semakin tua bukan berarti berhenti belajar. BElajarlah terus mendampingi anak-anak.
3. Budaya Malu tidak mau mendengar. Malulah sebagai orang tua yang memaksakan segala kehendak kepada anak-anak. mengekang anak-anak. berkata tidak sopan terhadap anak-anak. Terkadang anak ingin di dengar, anak bukan untuk mendengar saja, tetapi butuh di dengar. Jangan biarkan anak-anak berlari kepada orang lain, hanya karena butuh didengar.
4. Budaya malu tidak mengutamakan pendidikan anak. Malulah sebagai orang tua, jika pendidikan dianggap nomor kesekian, maka jiwa dan pemikiran anak tidak akan berkembang. anak tidak akan memiliki masa depan secerah yang mereka impikan

Akhirnya “BUDAYA MALU PADA DIRI SENDIRI“ adalah hal yang paling penting dalam hidup. Jika saja kita semua bisa menerapkan Budaya malu, maka segala hal akan baik. Pendidikan akan maju, negara ini akan maju, tidak ada kebodohan, tidak ada kemiskinan, tidak ada egoisme.

sumber :
http://guruhyogakomara.blogspot.com/2011/06/budaya-malu-dunia-pendidikan.html#comment-form

yang ini total re-post dari blog temen baikku......yang lain kunjungi blognya ya   guruhyogakomara.blogspot.com

Selengkapnya...

Selasa, 05 Juli 2011

Penyakit yang paling banyak di derita wanita (wajib di baca)

Nangisuitis
Akibat Terlalu Sensitif. Gejalanya Bibir Cemberut. Mata Kedip-Kedip. Efek Sampingnya Mata Bengkak, Sapu Tangan Banjir, Hidung Meler, Bawaannya Ngurung Diri Atau Terkena Penyakit Curhatitis A.

Curhatitis B
Bawaanya Pengen Nyerocos, Efek Samping Rahasia Orang Bisa Bocor, Terkena Nangisuitis,

Shooping Syndrome
Gejalanya Jalan Mulu, Mata Melotot, Efek Sampingnya Lidah Ngiler, Mulut Nganga, Dompet Jadi Tipis. Jika Sudah Masuk Stadium 4 ( Parah Banget ) Dompet Cowoknya Ikut Tipis.

Cerewetisme
Lebih Parah Dari Curhatitis B, Tidak Mengandung Titik Koma. Efek Samping Muncrat, Telinga Tetangga Budek, Dada Cowonya Bisa Jadi Lebih Halus Karena Sering Mengelus.

Lamanian Dandanitos
Pengennya Diem Depan Cermin. Tangan Kiri Gatel-Gatel Pengen Pegang Sisir, Tangan Kanan Kram-Kram Pengen Teplok-Teplok Pipi Pake Bedak. Efek Samping: Menor, Telat, Cowoknya Berkarat.

Cemburunotomy
Gejala Muka Lonjong, Tangan Mengepal, Alis Menukik.

Ngambekilation
Gejala Hampir Sama Dengan Cemburunotomy.

sumber : ads, dari banyak tempat...terutama kehidupan
Selengkapnya...

Selasa, 21 Juni 2011

Acara Perpisahan di Taman Wisata Matahari

Tak terasa mengajar selama satu tahun hanya bagaikan satu bulan saja, hal ini dikarenakan satu tahun yang telah dilewati adalah satu tahun yang penuh keajaiban, tahun ajaran 2010/2011 ini sedikit memberikan kejutan buat saya, karena saya menemukan talenta-talenta dan berbagai kepribadian yang unik dari siswa kelas 6 B ini.

Hal yang paling menarik dari kelas ini adalah bahwa saya menemukan bahwa mengajar dan mendidik tidak hanya kegiatan mentrasfer ilmu tetapi lebih kepada mencoba memahami karakter anak secara individu dan menemukan cara belajar yang tepat bagi masing-masing anak.

Setelah setahun penuh dan tibalah akhir yang membahagiakan, dengan pencapaian kelulusan seratus persen, dan memperoleh grade A dalam setiap mata pelajaran, maka kegiatan acara pelulusan dan perpisahan pun dilaksanakan di Taman Wisata Matahari pada tanggal 20 Juni 2011.

Berdasarkan pengalaman bertahun-tahun dan mengikuti kegiatan perpisahan dapat saya simpulkan bahwa kegiatan perpisahan kemarin adalah yang paling berkesan, bukannya karena saya adalah guru kelas enam, akan tetapi tahun ini merupakan pembelajaran yang sangat berharga, selain belajar transparansi dalam hal keuangan yang dikelola secara jelas dan memiliki team tersendiri, akan tetapi juga antuasiasme dari rekan guru dan orang tua murid yang saling bahu membahu menyukseskan acara ini.

Acara semakin berkesan karena tourleader yang ada mampu menghidupkan acara ini dengan gurauannya dan mampu mengajak anak-anak, guru dan orang tua murid untuk bermain bersama. selamat buat murid-muridku yang telah mendapatkan hasil memuaskan tahun ini....semoga kalian semua dapat menjadi pribadi-pribadi yang jujur dan amanah. amiin


Selengkapnya...

Sabtu, 18 Juni 2011

mengenang android ku yang di maling orang

dalam rangka mengenang HP Android samsungku yang raib di curi orang maka akan diulas mengenai kelebihan android dibandingkan blackberry :(

Pada kenyataanya telah banyak yang meninggalakan BlackBerry dan pindah ke ponsel Android. Ada alasan kenapa bisa seperti itu, tapi di sini kami berikan enam alasan utama kenapa meninggalkan BlackBerry untuk Android bukanlah hal yang salah.


1. Performance


-BlackBerry: cepat dan stabil. Tapi kadang terjadi phone-hang yang mengharuskan Anda mengeluarkan baterai dari tempatnya dan yang paling menyebalkan adalah proses re-boot: 3-8 menit!


- Android: Sangat cepat. Belum ada keluhan tentang phone-hang yang mengharuskan baterai keluar dari tempatnya, kecuali jika ingin ganti SIM card. Proses re-boot berlangsung cepat.


2. Baterai


- BlackBerry: umur baterai BB memang luar biasa. Ya, wajar saja karena BB tidak banyak melakukan proses berbagai aplikasi seperti pada Android.


- Android: tergolong boros, tapi kadang bisa sampai satu hari. Tapi harus diingat bahwa ponsel Android memakai baterai untuk BANYAK hal. Contohnya jika Anda memakai ponsel Android untuk brwosing web atau nonton video sampai 1 jam, pastinya itu membutuhkan daya baterai lebih. Dan, bisakah BlackBerry melakukan hal yang sama selama itu?


3. Email


- Blackberry: email pada BB memang menjadi andalan RIM. Gmail pada BB pun telah dioptimalkan fungsinya, tapi tentu saja tidak sebaik pada Android.


- Android: apa yang Anda ragukan dari Gmail buatan Google yang dijalankan pada Android yang juga buatan Google?


4. User Interface (UI)


- Blackberry: membosankan, done.


- Android: Anda bahkan tidak akan merasa lelah untuk menjelajah setiap sudut ponsel Android. Dijamin.


5. Web Browsing


- Blackberry: sangat melelahkan, Anda harus mengakui itu.


- Android: disinilah letak kelebihan Android. Android menjadi pemenang jika dibandingkan dengan semua mobile OS. Jika membandingkan web browsing pada Android dengan BlackBerry, seperti siang dan malam saja. Jauh berbeda.


6. Aplikasi


- Blackberry: BlackBerry memang memiliki segudang aplikasi, tapi di saat yang sama iPhone juga semakin jauh meninggalkan BlackBerry. Jadi lebih baik melihat apa yang bisa dilakukan BlackBerry untuk menyusul ketertingalannya di belakang iPhone OS dan Android.


- Android: Semakin banyak aplikasi yang dulunya hanya ada di iOS, kini sudah ada versi Android-nya. Pesaing sebenarnya dari Android adalah iPhone, bukan BlackBerry.

sumber : http://android.gopego.com


Selengkapnya...

Rabu, 15 Juni 2011

PERKEMBANGAN GAMBAR ANAK KELAS 1-4 SD


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Memahami tipologi dan periodisasi karya rupa anak pada masa pra dan pasca SD sangat penting, hal ini dapat dijadikan dasar bagi seorang guru untuk mengeluarkan kebijakan saat berada didalam situasi belajar mengajar, karena sekolah dasar merupakan dasar yang paling penting dalam perejalanan seseorang saat menimba ilmu, maka suatu kesalahan saja dapat mematikan kreasi dan daya imajinasi anak.
Dengan memahami tipologi dan periodisasi karya rupa anak, seorang guru dapat menentukan strategi pembelajaran dengan tepat, yang mana hal ini dapat mengantarkan anak ketingkat kedewasaan yang mantap, dengan bekal kepribadian, keterampilan, dan kreativitas yang kuat.

B.   Permasalahan / Hal yang Menarik

Ø Memahami tipologi dan periodisasi karya rupa anak pada masa pra dan pasca SD.
Ø Observasi langsung pada hasil karya rupa anak
Ø Karakteristik gambar anak pada umumnya.
Ø Kemampuan guru untuk memahami karakteristik seni rupa anak.

C.   Tujuan

Ø Untuk pemenuhan tugas mata kuliah seni rupa
Ø Untuk menelaah lebih jauh mengenai karakteristrik seni rupa anak
Ø Untuk memahami tipologi dan periodisasi karya rupa anak
Ø Untuk lebih meningkatkan kreativitas, keterampilan dan kepribadian anak didik dan guru.






 BAB II

A.  Konsep Karakteristik Seni Rupa Anak

v Pengertian Seni rupa
Ø Seni rupa adalah suatu bentuk pelahiran isi jiwa dan pengalaman manusia yang berdimensi dua atau tiga yang diwujudkan atau dirupakan dengan menggunakan media garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan ruang. (Drs. M. Affandi)
Ø Seni rupa adalah cabang seni yang mengekspresikan pengalaman artistic manusia lewat objek-objek dua atau tiga dimensi yang memakan tempat dan tahan akan waktu. (Soedarso Sp. Ma.)

v Penggolongan Seni Rupa
a)     Karya dua dimensi yaitu karya dengan ukuran panjang dan lebar dan hanya dapat dilihat dari satu sisi saja.
b)    Karya tiga dimensi, yaitu karya  dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi, serta bisa dilihat dari berbagai sisi.
c)     Seni murni, yaitu karya seni rupa yang diciptakan hanya untuk tujuan seni semata yaitu sebagai sarana berekspresi.
d)    Seni terapan, yaitu karya seni rupa yang diterapkan pada benda yang ada disekitar kita serta memiliki fungsi dalam kehidupan.

v Kaidah Komposisi
1.     Kesatuan / Unity
2.     Keseimbangan / Balance, yaitu berdasarkan psikologis warna
3.     Irama / Ritme, yaitu pengulangan unsur-unsur seni
4.     Keselarasan / Harmony
5.     Kontras/ Complementer
6.     Pusat perhatian / Focus of Interest

v Unsur Seni
1.     Garis          : hasil tarikan lembut dari ujung pena/kuas dan
                          merupakan elemen utama dalam karya seni.
2.     Warna        : untuk menimbulkan efek tiga dimensi, warna terdiri dari  
  warna terang dan warna gelap.
3.     Bentuk       : terdiri dari bentuk geometris (terukur) dan bentuk bebas
4.     Tekstur     
5.     Ruang


v KARAKTERISTIK SENI RUPA ANAK

Hasil suatu karya seni sesungguhnya sangat dipengaruhi dan bahkan ditentukan oleh pelaku seni itu sendiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa karya seni anak bersifat ekspresif karena karya rupa mereka umumnya merupakan suatu ungkapan yang kuat, jujur, langsung berangkat dari hati dan dari dalam dirinya. Bersifat dinamis yaitu artinya karya mereka umumnya mengesankan sesuatu yang bergerak terus. Pada pemilihan warna misalnya anak lebuh suka pada warna kontras, tajam atau mencolok.

Organization Chart

1.    TIPOLOGI

Tipologi seni rupa anak terdiri atas 3 tipe. Yakni tipe visual, tipe haptik dan tipe  campuran ( visual – haptik ). Sebenarnya  pada kenyataannya jarang tipe-tipe ini muncul secara murni ,umumnya  tipe-tipe tersebut bergerak dan cenderung bercampur .

A.   Tipe visual

ü Lebih menonjol daya tangkap indrawinya
ü Mengutamakan kesamaan hasil rekaman objek nyata
ü Memperhatikan proporsi dan perbandingan rekaman objek nyata
ü Menonjolkan sentuhan perspektif

B.   Tipe haptik

ü Tidak berorientasi pada kenyataan
ü Lebih mengutamakan suasana hati atau emosi
ü Bersifat sangat individual

2.     KARAKTERISTIK GAMBAR ANAK

ü Gambar X-Ray     : Anak mewujudkan dan menggambarkan benda-benda yang dipikirkan tampak tembus pandang .
ü Gambar rebahan : Karya seni yang sejalan dengan analisis anak terhadap benda-benda disekitarnya. Ia berpandapat bahwa semua benda teletak tegak lurus pada latarnya.
ü Perspektif burung           :  Anak berkarya seni dengan menunjukan seluruh objek terkait dengan objek yang menjadi sasaran pandang, tetapi dalam bentuk kecil-kecil. Jadi seperti kita melihat sesuatu dari ketinggian (burung terbang)
ü Gambar realistis    : Anak tahu dan mengerti kenyataan  dia tidak lagi bersifat naif tidak hanya berpanut pada emosinya tetapi juga dasar rasionya
ü Gambar tumpang tindih : Anak menggambar objek dengan cara tumpang tindih antara objek yang satu dengan objek yang lain, yakni mulai timbul kesadaran ruang.

3.     PERIODESASI SENI RUPA ANAK

A.    Lowenfeld dan Brittain membagi masa perkembangan karya seni rupa anak sebagai berikut.

·        Masa coreng moreng             : 2 - 4           tahun
·        Masa pra bagan                     : 4 - 7          tahun
·        Masa bagan                           : 7 - 9          tahun
·        Masa awal realisme                 : 9 - 12        tahun 
·        Masa naturalisme semu           : 12 - 14      tahun
(Pseudo Naturalislic)
·        Masa dewasa (adaleccent      : 14 - 17      tahun
Art,the periode of Deccision)
Ø Mencoret
Mencoret merupakan langkah persiapan bagi kemampuan menulis yang tumbuh pada usia 18 bulan sampai 3 tahun. Dengan mencoret anak melatih otot jari serta tangan, serta membiasakan diri berkonsentrasi untuk situasi menulis dan menggambar.

Ø Menggambar
Ada 3 tahap perkembangan anak yang dapat dilihat berdasarkan hasil gambar dan cara anak gambar.

ü Tahap mencoret sembarang (18 bulan – 2 tahun) berupa goresan-goresan yang tidak menentu.
ü Tahap mencoret terkendali (2 – 3 tahun) , anak sudah menyadari ada hubungan antara gerakan tangan dan hasil goresannya.
ü Tahap coretan (3,5 – 4 tahun) anak sudah menguasai gerakan tangan dan goresan sudah mulai terbentuk.

Tahap coretan merupakan awal yang penting bagi perkembangan kemampuan berpikir abstrak pada anak :

ü 2 tahun  meniru garis
ü 3 tahun meniru gambar lingkaran
ü 5 tahun meniru gambar persegi empat
ü 7 tahun meniru gambar belah ketupat
ü 10 tahun diharapkan mampu menggambar satu bentuk geometris sederhana tanpa contoh

v FASE-FASE PERKEMBANGAN MANUSIA
Hasil suatu karya seni sesungguhnya sangat dipengaruhi, bahkan ditentukan oleh pelaku seni sendiri, yakni yang meliputi latar belakangnya, perkembangan fisik juga mentalnya, kebutuhan dan kesenangannya, serta juga lingkungannya. Oleh karenanya perlu juga diketahui fase-fase perkembangan anak.

Ø Fase-Fase Perkembangan Anak
1.     Fase Bayi
§  Prenatal      : fase bayi (janin) dimana terhitung mulai konsepsi (bertemunya sel telur dengan sperma) sampai lahir (usia 2 minggu)
§  Postnatal    : 2 minggu setelah lahir sampai bayi berusia 2 tahun
2.     Fase Anak
§  Awal anak-anak (kanak-kanak)                  : 3 – 5   tahun
§  Akhir anak-anak (masa sekolah)      : 6 – 11 tahun
3.     Fase Remaja
§  Remaja awal (pubertas)                    : 12 – 16  tahun
§  Remaja akhir (Adolesen)         : 17 – 20  tahun

5.     Dewasa                     : 21 – 45  tahun
6.     Manula           : 45 – 60  tahun atau sampai meninggal



BAB III
OBSERVASI TERHADAP PERKEMBANGAN 
GAMBAR ANAK KELAS 1 – 4 SD

v Gambaran Umum

1.     Gambar anak kelas 1 SD

 Anak kelas satu SD berusia antara 6 – 7 tahun yang mana pada usia ini anak sangat peka pada lingkungannya. Ia selalu ingin tahu, senang mencoba, benaknya selalu dipenuhi dengan pertanyaan “mengapa”?
dan hasil pengamatan terhadap gambar anak kelas satu sebagai berikut.

o   Belum ada kesadaran ruang objek yang mereka gambar terkesan tegak lurus atau datar dan terkesan tidak memiliki ruang
o   Ukuran objek tidak proporsional antara satu dengan yang lainnya
o   Cenderung menggunakan warna-warna yang mencolok
o   Segi perspektifnya belum ada
o   Sudah mampu menggambar suatu bentuk geometris, contohnya persegi panjang sesuai dengan imajinasinya
o   Merupakan curahan dari perasaannya dan kreasi dari hasil imajinasinya.

2.     Gambar anak kelas 3 SD

Anak kelas tiga SD berusia antara 8 – 9 tahun, yang mana pada usia ini masuk pada kategori masa bagan. Pada usia ini konsep sudah berkembang yang mana anak cenderung mengulang-ulang bentuk gambar yang sudah mereka buat. Gambar mereka belum menampakkan ada kesan ruang atau masih berkesan datar. Karya seni rupa mereka merupakan cermin pengetahuan tentang lingkungannya. Berikut hasil observasi pada perkembangan gambar anak kelas tiga SD.

o   Karya seni termasuk gambar rebahan, karena semua benda terletak tegak lurus pada latarnya.
o   Masih belum memiliki kesadaran ruang yang mana seharusnya pada usia ini anak sudah mulai memiliki kesadaran ruang.
o   Cenderung mengulang-ulang bentuk yang sudah mereka gambar, dalam hal ini terlihat bentuk kotak atau persegi empat banyak diulang.
o   Gambar merupakan curahan perasaannya hal ini terlihat dari banyaknya jumlah matahari.
o   Mulai mengeksplorasi lingkungan, yang mana hal ini terlihat pada gambar anak yang merekam kejadian sehari-hari yaitu melihat penjual dengan kereta dorong.
o   Mulai memahami tantang perspektif, yang mana hal ini terlihat dari gambar pohon yang dekat terlihat lebih besar.
o   Menggambarkan letak anggota badan sudah tepat
o   Proporsi tubuh manusia tergantung pada suasana hatinya
o   Bentuk badan digambarkan secara geometris.

3.     Gambar anak kelas 4 SD

Anak kelas empat SD berusia antara 9 – 10 tahun yang mana sudah memasuki  masa awal realisme, yang mana berarti sudah mulai timbul kesadaran perspektifnya, namun mereka masih menggambarkan sesuatu berdasarkan penglihatannya bukan kenyataan. Berikut hasil observasi terhadap perkembangan gambar anak .

o   Banyak menggunakan warna-warna terang namun terkesan lembut.
o   Anak mulai mengenali objek secara keseluruhan dengan lingkungannya tidak terpisah-pisah, hal terlihat dari cara anak mengambar awan yang bertumpuk.
o   Sudah mulai menggunakan perspektif dalam gambarnya
o   Anak menggambar sesuai dengan penglihatannya/persepsinya hal ini dapat terlihat dari warna langit yang diberi warna oranye.
o   Masih ada anak yang menggambar dengan gambar rebahan yang mana semua benda terletak tegak lurus pada latarnya.
o   Sebagian gambar anak masih terkesan datar, namun ada gambar yang terlihat memiliki kesan ruang
o   Sebagian gambar memiliki Proporsi yang belum seimbang, namun ada satu gambar yang sudah memiliki proporsi, hal ini terlihat dari gambar pohon kelapa yang dekat terlihat lebih besar sedangkan perahu yang letaknya jauh terlihat lebih kecil.


 


BAB IV
KESIMPULAN

Setelah mengobservasi gambar anak kelas 1 – 4 SD, yang mana tujuannya yaitu untuk mengetahui perkembangan gambar anak, maka dicapailah suatu kesimpulan yamg mana anak kelas satu yang berusia 6 – 7 tahun pada umumnya telah berkembang dari masa coereng moreng memasuki masa pra bagan, pada masa ini anak cenderung peka pada lingkungannya. Ia selalu ingin tahu, senang mencoba, benaknya selalu dipenuhi dengan pertanyaan “mengapa”?

Sedangkan untuk anak kelas tiga yang berusia 8 – 9 tahun, sudah mulai mengeksplorasi lingkungan, dan mulai memiliki kesadaran ruang, dan anak mulai menyadari pentingnya garis pijak, Karya seni rupa mereka merupakan cermin pengetahuan tentang lingkungannya, dan mereka masih menempatkan objek secara rebah atau melayang.

Sedangkan Anak kelas empat SD berusia antara 9 – 10 tahun yang mana sudah memasuki  masa awal realisme, yang berarti sudah mulai timbul kesadaran perspektifnya, namun mereka masih menggambarkan sesuatu berdasarkan penglihatannya bukan kenyataan, dan perhatian anak sudah mulai rinci.

Secara keseluruhan hasil gambar anak mulai usia 6 – 10 tahun yang hasil karya rupanya diobservasi menunjukkan perbedaan antara masa pra-bagan. Masa bagan, dan masa realisme. Hal ini menunjukkan anak berkembang seiring dengan berjalannya waktu, baik berkembang dalam pemahaman konsep, cara berpikir, kemampuan motoriknya, emosinya, dan kepribadiannya. Tentu saja menjadi tugas para pendidik untuk memfasilitasi, mendukung, memberikan masukan dan memahami anak sebagai individu yang mana setiap anak berbeda, tidak dapat disamakan, dan bila seorang pendidik sudah memahami betul akan hal ini, maka tidak menutup kemungkinan bahwa anak akan dapat berkembang secara optimal, tanpa dibatasi, atau dimatikan imajinasinya oleh berbagai patokan seperti daun harus berwarna hijau, atau warna kulit harus kecoklatan, padahal seharusnya anak dapat mempersepsikan sendiri semua hal itu, dan tugas para pendidiklah untuk memfasilitasinya.



Selengkapnya...